Terkadang kita rasa gusar apabila sesuatu
perkara yang kita cintai atau sayangi itu lenyap dan hilang dalam genggaman
kita. Rasa kosong dalam diri. Hilang pudar segala yang dijanji. Bukankah itu
ujian untuk kita? Bukankah itu tanda kita masih ada Pencipta? Kehilangan itu
satu kepahitan tetapi ia akan menjadi manis apabila kita senantiasa mengambil
ibrah apa yang terjadi di sebalik ujian itu.
Saya yakin, kita semua pasti pernah merasai
erti kehilangan. Sakit bukan? Tapi kehilangan itu Allah pasti akan gantikan
dengan kemanisan. Kemanisan yang tidak pernah kita rasa sebelum ini. Satu halwa
yang tidak duga. Allah hadirkan dalam hidup kita. Yakinlah bahawa penganti itu
lebih baik dari apa yang ada dahulu. Suburkan rasa untuk menguatkan cinta kita
pada yang Esa.
Mati itu pasti. Bercinta belum tentu dapat
menyemai tali pertunangan, bertunang belum tentu dapat mengikat ikatan
perkahwinan tapi apa yang sudah menjadi
ketentuan kita adalah mati. Kita sering mendengar soal mati tetapi kita jarang
mengambil pengiktibaran. Kita tahu apa itu ajal tapi kita tidak pernah bersiap
sedia untuk menghadapi ajal. Renunglah apa sebenarnya tujuan hidup kita? Kita tahu
peranan khalifah tapi kita sentiasa rasa diri kita hebat dan tidak langsung
ingin rasa di pimpin. Lebih suka memimpin dan berkata tapi natijah kosong tanpa
rasa.
Ubatlah
setiap kesakitan itu dengan berbicara dengan diri kita. Allah sentiasa ada dengan
kita. Allah tidak pernah jauh dengan kita. Allah maha mendengar, maha pengasih
maha penyayang.
Sembelit Rasa
Sakit itu sakit
Perit luka membelit
Derita bungkam menconteng lara
Setia purnama racun cerca
Di mana suara gempita?
Hadir dalam senyuman
Lalu dalam kiasan
Berita pada cinta
Warna mentari bahagia
Lari tari jari sendiri
Menyingkap rona hati
Agar pertemuan ini
Di redhai Ilahi.
1.19 PM
susunan sajak yang cantik =)
ReplyDelete